Filosofi penciptaan Jin dan setan adalah agar
mereka beribadah dan menyembah Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Tidak
aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku”
Keberadaan setan yang mengajak manusia kepada
keburukan dan maksiat hidup di antara sistem manusia dan setan laksana sisi
kanan dan kiri jalan raya. Sudah barang tentu, tanpa keberadaan sisi kanan-kiri
jalan, maka kita juga tidak dapat membayangkan keberadaan jalan raya dan
kemaslahatan bisikan-bisikan setan adalah sebagai ujian bagi manusia di mana
melalui ujian itu orang-orang yang beriman diketahui dari yang tidak beriman.
Dalam melakukan godaannya, setan berada di bawah
kekuasaan Allah dan setan merupakan sarana yang diciptakan Allah dan setan
merupakan sarana yang diciptakan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Di sini
mungkin muncul satu pertanyaan, ketika telah ada hawa nafsu dan syahwat pada
diri manusia, lantas apa gunanya keberadaan diri manusia tidak cukup untuk
menyesatkan manusia? Sebagai jawabannya adalah tidak bisa dikatakan bahwa ada
dua faktor atau penggerak yang mengajak manusia kepada keburukan, yaitu faktor
hawa nafsu dan faktor setan sehingga dipersoalkan mengapa tidak cukup satu saja
dari kedua faktor tersebut ? Begitu juga dalam perbuatan-perbuatan baik,
malaikat bukan merupakan faktor lain dari faktor kecenderungan mencintai
kebaikan yang ada di dalam diri manusia. Tetapi malaikat merupakan penggerak
kecenderungan kepada perbuatan baik itu sendiri. Dengan artian para malaikat
adalah yang mewujudkan ilham-ilham baik pada diri manusia. Setan juga bukan
faktor dari ilham ilham buruk, melainkan setan adalah yang mewujudkan keburukan
tersebut. Maknanya setan adalah sumber dari hawa nafsu itu sendiri. Dalam kaitan
ini, Imam Jakfar Shadiq mengatakan: “Setiap hati memiliki dua telinga, di atas
salah satu telinga satunya lagi berdiri dua malaikat petunjuk, dan di telinga
itu, berdiri dua malaikat petunjuk, dan di telinga satunya lagi berdiri setan
pemfitnah, yang satu memerintah dan lainnya mencegah. Setan memerintah dan lainnya
mencegah. Setan memerintahkan berbuat dosa dan malaikat mencegahnya.”
Sejak pertama, Allah SWT tidak menciptakan setan
sebagai setan melainkan sebuah makhluk ciptaan Allah yang kemudian menjadi
setan. Bertahun-tahun setan duduk berkumpul dengan para malaikat, bahkan sangat
dihormati serta memiliki kedudukan tinggi dan fitrah yang bersih, meskipun dari
segi penciptaan bukan dari golongan malaikat. Namun kemudian setan
menyalahgunakan kebebasannya dan ketika membangkang perintah Allah agar
bersujud kepada Adam, setan memulai pembangkangannya. Maka penciptaanya sama
halnya dengan ciptaan-ciptaan lainnya adalah suci dan kesesatannya dikarenakan
kehendaknya sendiri.
Untuk para pesuluk jalan kebenaran, setan tidak
merugikan bahkan terhitung sebagai rahasia kesempurnaan, karena keberadaan musuh
yang kuat bagi manusia menyebabkan pertumbuhan dan kepiawaian manusia. Umumnya,
kesempurnaan melainkan setelah dihadapkan oleh musuh atau pertentangan yang
kuat.
Dari sisi lain, perlawanan secara terus menerus
dengan setan akan menguatkan ruh keimanan dan mempersiapkan manusia untuk hidup
abadi dan sejahtera di surga yang dipenuhi kenikmatan, karena setanlah yang
mencegah para hamba Allah berjalan di jalan kesesatan dan kegelapan.
Maka penciptaan setan adalah suatu perkara yang
krusial sehingga para hamba Allah dapat memperoleh makrifah dan menempatkan
dirinya di hamparan rahmat Allah yang Mahaluas.
0 komentar:
Posting Komentar