Rabu, 01 Agustus 2012

Filosofi Penciptaan Jin dan Setan


Filosofi penciptaan Jin dan setan adalah agar mereka beribadah dan menyembah Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
 “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku”

Keberadaan setan yang mengajak manusia kepada keburukan dan maksiat hidup di antara sistem manusia dan setan laksana sisi kanan dan kiri jalan raya. Sudah barang tentu, tanpa keberadaan sisi kanan-kiri jalan, maka kita juga tidak dapat membayangkan keberadaan jalan raya dan kemaslahatan bisikan-bisikan setan adalah sebagai ujian bagi manusia di mana melalui ujian itu orang-orang yang beriman diketahui dari yang tidak beriman. 

Dalam melakukan godaannya, setan berada di bawah kekuasaan Allah dan setan merupakan sarana yang diciptakan Allah dan setan merupakan sarana yang diciptakan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Di sini mungkin muncul satu pertanyaan, ketika telah ada hawa nafsu dan syahwat pada diri manusia, lantas apa gunanya keberadaan diri manusia tidak cukup untuk menyesatkan manusia? Sebagai jawabannya adalah tidak bisa dikatakan bahwa ada dua faktor atau penggerak yang mengajak manusia kepada keburukan, yaitu faktor hawa nafsu dan faktor setan sehingga dipersoalkan mengapa tidak cukup satu saja dari kedua faktor tersebut ? Begitu juga dalam perbuatan-perbuatan baik, malaikat bukan merupakan faktor lain dari faktor kecenderungan mencintai kebaikan yang ada di dalam diri manusia. Tetapi malaikat merupakan penggerak kecenderungan kepada perbuatan baik itu sendiri. Dengan artian para malaikat adalah yang mewujudkan ilham-ilham baik pada diri manusia. Setan juga bukan faktor dari ilham ilham buruk, melainkan setan adalah yang mewujudkan keburukan tersebut. Maknanya setan adalah sumber dari hawa nafsu itu sendiri. Dalam kaitan ini, Imam Jakfar Shadiq mengatakan: “Setiap hati memiliki dua telinga, di atas salah satu telinga satunya lagi berdiri dua malaikat petunjuk, dan di telinga itu, berdiri dua malaikat petunjuk, dan di telinga satunya lagi berdiri setan pemfitnah, yang satu memerintah dan lainnya mencegah. Setan memerintah dan lainnya mencegah. Setan memerintahkan berbuat dosa dan malaikat mencegahnya.”

Sejak pertama, Allah SWT tidak menciptakan setan sebagai setan melainkan sebuah makhluk ciptaan Allah yang kemudian menjadi setan. Bertahun-tahun setan duduk berkumpul dengan para malaikat, bahkan sangat dihormati serta memiliki kedudukan tinggi dan fitrah yang bersih, meskipun dari segi penciptaan bukan dari golongan malaikat. Namun kemudian setan menyalahgunakan kebebasannya dan ketika membangkang perintah Allah agar bersujud kepada Adam, setan memulai pembangkangannya. Maka penciptaanya sama halnya dengan ciptaan-ciptaan lainnya adalah suci dan kesesatannya dikarenakan kehendaknya sendiri.
Untuk para pesuluk jalan kebenaran, setan tidak merugikan bahkan terhitung sebagai rahasia kesempurnaan, karena keberadaan musuh yang kuat bagi manusia menyebabkan pertumbuhan dan kepiawaian manusia. Umumnya, kesempurnaan melainkan setelah dihadapkan oleh musuh atau pertentangan yang kuat.

Dari sisi lain, perlawanan secara terus menerus dengan setan akan menguatkan ruh keimanan dan mempersiapkan manusia untuk hidup abadi dan sejahtera di surga yang dipenuhi kenikmatan, karena setanlah yang mencegah para hamba Allah berjalan di jalan kesesatan dan kegelapan.

Maka penciptaan setan adalah suatu perkara yang krusial sehingga para hamba Allah dapat memperoleh makrifah dan menempatkan dirinya di hamparan rahmat Allah yang Mahaluas.

Ditulis Oleh : Unknown ~ Deskripsi Blog Anda

Artikel Filosofi Penciptaan Jin dan Setan ini diposting oleh Unknown pada hari Rabu, 01 Agustus 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

 

Copyright © ISLAM CENTER Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger