Senin, 24 Desember 2012

Rabi Yahudi Akui Kebenaran Agama Islam

0 komentar


Rabi Yahudi mengakui kenabian Muhammad Saw, Islam adalah agama yang hak, dan al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkannya kepada penutup para rasul.
Pengakuan itu disampaikan dalam wawancara yang dipublikasikan oleh radio “pembaruan Islam” di Internet melalui potongan video di situs “YouTube” dengan disertai terjemahan dari bahasa Rusia ke bahasa Arab.
Pada awal pembocaraan, rabi menegaskan bahwa Islam sejak awal kemunculannya  sudah sempurna bangunannya,  di mana Islam mampu bertahan dan berkembang. Islam memiliki akidah yang kuat sehingga mampu menghadapai setiap perubahan yang terjadi di dunia.
Ia berkata: “Islam lahir sudah memiliki pemimpin sejati yang mendapatkan wahyu (al-Qur’an), dan dalam hal ini tidak ditemukan keraguan sedikit pun. Dalam Islam jelas ada Nabi yang mendapatkan wahyu (al-Qur’an), kemudian ia mulai membangun sebuah masyarakat berdasarkan agamanya. Dan atas dasar ini, ia membangun sebuah masyarakat baru dengan ajaran baru. Setelah itu tampak jelas bahwa ajaran-ajaran ini yang mampu bertahan dan berkembang dalam situasi sangat sulit sekalipun. Dan inilah fakta yang terjadi sesungguhnya.”
Ia melanjutkan penjelasannya bahwa demokrasi telah memberikan efek negatif terhadap agama-agama terkecuali Islam. Ia mengatakan: “Bukan ini saja, bahkan Islam memiliki kelebihan yang luar biasa. Ingat Islam telah melahirkan berbagai kemanjuan di Timur, jauh sebelum Eropa serta revolusi sosial dan industrinya.”
Hari ini, di era kita sekarang, setelah munculnya era demokrasi dan atheisme yang tak terkendali dan tak terbatas, yang merupakan sesuatu yang busuk dalam semua tingkatannya. Demokrasi mulai menenggelamkan dunia pada saat tidak ada sesuatupun yang tersisa dari Yahudi akibat kejatuhannya di bawah topi Zionisme.
Kemudian rabi menyatakan kekagumannya terhadap shalat kaum Muslim: “Sudah tidak ada yang tersisa di dunia kecuali Islam. Sungguh, Islam tidak ada tandingannya. Islam terus tumbuh di mana para pengikut Muhammad Saw setelah itu terus terikat dengan ajaran-ajaran agama ini, yakni mereka selalu berhubungan dengan Sang Pencipta (Allah SWT). Seorang Muslim  berlutut (shalat) lima kali sehari pada waktu yang telah ditentukan.”
Ia melanjutkan: “Saya tinggal dengan mereka di sana (maksudnya kaum Muslim). Lebih dari itu, saya melakukan perjalanan ke Eropa. Di bandara ada sebuah sudut yang tenang. Pada saat datang waktu untuk shalat, saya pergi ke sudut itu, lalu beberapa orang Muslim yang ada di dekatku berdiri untuk shalat. Dalam melakukan itu mereka tidak repot sama sekali. Mereka mengelar koran bekas, kemudian mereka shalat di atasnya.”
Ia menambahkan: “Ini adalah Islam. Islam, secara keseluruhan memiliki banyak arti. Manusia shalat lima kali sehari, dan sekalipun mereka shalat lima kali sehari, namun shalat itu tidak lama. Saya pernah mengamati kaum Muslim yang sedang shalat. Sehingga saya tahu apa yang wajib dilakukan di dalamnya. Shalat itu tidak lama, namun serius dan mendalam sekali. Manusia dalam lima menit ketika shalat, maka sejatinya ia sedang berkomunikasi dengan Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha kuasa.”
Rabi mengatakan hikmah keberadaan Israel yang berkangsung hingga sekarang. Ia berkata: “Ini adalah sesuatu yang sangat penting yang memiliki arti besar. Islam adalah agama masa depan. jika kita dapat mengatakan bahwa dunia saat ini tidak akan tertutup karena keberadaan negara yang disebut Israel. Namun kita sekarang sedang pada tahap menuju dunia yang agresif terhadap penutupan, sebab negara (Israel) tidak memiliki hak untuk tetap ada sejak satu setengah tahun.”
Dunia akan menutup, dan ini tidak bisa dihindari. Jika tidak selesai penghapusan terhadap negara (Zionis) ini, maka ia benar-benar akan menjadi sumber kejahatan. Jika penghapusan itu sempurna, maka saya yakin, setelah tujuh puluh tahun mayoritas penduduk bumi ini akan memeluk agama Islam, karena agama ini cukup kuat dan membimbing manusia ke arah yang benar sesuai dengan akal dan fitrah manusia.”
Akhirnya, rabi meramalkan invasi Islam ke seluruh dunia. Ia berkata: “Ya, benar ada masalah antara Syiah dan Sunni, dan ada ketidakcocokan di antara keduanya dalam beberapa masalah, namun hal ini dapat dimengerti, ini sekarang. Akan tetapi, saya percaya jika dunia telah selesai menghapus apa yang kita miliki saat ini (Israel), maka pasti masalah di antara kaum Muslim akan berakhir, dan ketika itu mayoritas penduduk bumi akan memeluk agama Islam.”
Ini jelas, saat ini terlihat dengan mata bahwa kaum Muslim mulai bertanbah dan menyebar cukup pesat di salah satu negara Eropa. Meski ada di antara negara Eropa-saya tidak menyebutkan nama negaranya-yang melarang pembangunan masjid baru, karena melihat penyebaran Islam yang pesat, dan masa depan dunia ada dalam Islam
Read more ►

Minggu, 12 Agustus 2012

C I N T A

0 komentar

Al-Mubarrid menuturkan dari Abu Kamil, dari Ishaq bin Ibrahim, dari Raj’ bin Amru An Nakha’y, dia berkata, “Di Kota Kuffah ada seorang pemuda yang tampan sekali wajahnya, rajin beribadah dan berijtihad. Suatu hari dia singgah di suatu kaum dari An Nakha.’ Di sana pandangannya berpapasan dengan seorang gadis yang cantik jelita dari kaum itu, sehingga dia langsung jatuh cinta kepadanya dan dia berpikir untuk memilikinya. Dia pun singgah di tempat yang lebih dekat dengan rumah gadis itu, lalu mengirim utusan untuk menyampaikan lamaran kepada bapak sang gadis. Namun ia dikabari bapaknya, bahwa gadis itu sudah dilamar anak pamannya sendiri. Tatkala keduanya semakin didera derita cinta, maka sang gadis mengirim utusan kepada pemuda untuk mengatakan, “Saya sudah mendengar tentang besarnya cintamu kepadaku. Aku pun sedih karenanya. Jika engkau mau, maka aku bisa menemuimu, atau jika engkau mau, maka saya bisa mengatur cara agar engkau bisa masuk ke dalam rumahku.”
Sang pemuda berkata utusan itu, “Dan tidaklah ada pilihan di antara dua hal yang dicintai ini, “Sesungguhnya aku takut azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Rabbku? Sesungguhnya aku takut kepada Allah? Demi Allah, tak seorang pun yang lebih berhak atas demikian  itu kecuali satu orang saja, sekalipun manusia bisa bersekutu dalam masalah ini.” Setelah itu gadis tersebut memisahkan diri dari kerinduannya kepada pemuda tersebut hingga dia meninggal dunia dalam keadaan seperti itu. Sang pemuda menziarahi keburunnya, menangis di sana dan berdoa baginya. Suatu hari dia tak kuasa menahan kantuk tatkala sedang berada di atas kuburnya, sehingga ia tertidur pulas. Lalu ia bermimpi melihat gadis yang dicintainya dalam rupa yang sangat menawan. Dia bertanya, “Bagaimana keadaanmy? Apa yang kautemukan setelah berpisah denganku?”
Gadis itu menjawab, “Cinta yang manis wahai orang yang kubutuhkan. Cintamu adalah cinta yang menuntun kepada kebaikan dan kesantunan.”
“Sampai kapan engkau dalam keadaan seperti itu?” tanya sang pemuda.
“Hingga mencapai kenikmatan dan kehidupan yang tiada sirna di taman surga yang abadi, suatu kekayaan yang tidak lenyap.”
Sang pemuda berkata, “Sebutlah namaku di sana, karena aku tak dapat melupakan dirimu.”
“Demi Allah, aku pun begitu pula, tidak dapat melupakanmu. Aku telah memohon kepada pelindungku dan pelindungmu agar menyatukan kita berdua. Maka tolonglah aku untuk menggapai tujuan ini dengan sekuat tenaga.”
“Kapan aku bisa melihatmu lagi?” tanya sang pemuda.
“Tak lama engkau akan bertemu aku dan melihatku,” jawab sang gadis.
Setelah bermimpi seperti itu, pemuda tersebut hanya hidup selama tujuh hari.
Read more ►

Sabtu, 04 Agustus 2012

Di mana Allah ?

0 komentar

Padang Pasir membentang luas. Matahari bersinar menyala seolah hendak membakar ubun-ubun kepala. Di sebuah jalan yang membelah padang pasir, tampak seseorang berjubah putih sedang berjalan kelelahan. Orang itu tak lain adalah Abdullah bin Umar ra, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw, yang terkenal kealiman (tinggi ilmu) dan kezuhudannya (sederhana). Dia sedang berjalan keluar dari Madinah menuju Makka untuk beribadah di Baitullah.

Berkali-kali Abdullah bin Umar ra menghentikan langkahnya sesaat, untuk meminum seteguk air perbekalannya. Namun sayang, kantong airnya telah kering kerontang. Dia benar-benar kehausan. Dia melihat ke sekelilingnya, siapa tahu ada orang Badui atau pengembala yang biasa memberinya seteguk air penawar dahaya. Namun, sejauh mata memandang, yang dia temukan hanyalah warna kecoklatan samudera pasir.

Dia tetap bersabar dan terus berjalan, sampai akhirnya matanya menangkap beberapa titik-titik hitam dan putih di kejauhan sana; di balik bukit pasir. Hatinya merasa lega, berkali-kali dia mengucapkan syukur alhamdulillah. Dia yakin, titik hitam dan putih itu adalah manusia. Abullah terus melangkahkan kaki untuk mendekati titik hitam dan putih itu. Ketika sudah dekat, perkiraannya tidak meleset. Titik-titik hitam dan putih itu adalah seorag pengembala dan kambing-kambingnya.
Ketika Abdullah bin Umar ra sudah berada tak jauh dari pengembala itu, tiba-tiba terlintas dalam benaknya untuk menguji pengembala itu. Dia ingin tahu, apakah ajaran Islam telah sampai ke tengah padang pasir yang terpencil jauh itu? Dia juga ingin tahu, apakah pengembala itu telah menerima ajaran suci yang dibawa Nabi Muhammad saw?

Setelah mengucapkan salam, Abdullah bin Umar berkata kepada pengembala yang masih bocah itu, “Hai Bocah, aku ingin membeli seekor kambing yang kau gembalakan ini. Bekalku sudah habis.”
“Maaf Tuan, aku hanyalah seorang budak yang bertugas mengembalakan kambing-kambing ini. Aku tidak bisa menjualnnya. Ia bukan milikku tapi milik majikanku. Aku tidak diberi wewenang untuk menjualnya,” jawab pengembala kambing itu.

“Ah, itu masalah yang mudah. Begini, kau jual seekor saja kambing gembalamu padaku. Kambing yang kau jaga ini sangat banyak, tentu sangat sulit bagi pemiliknya untuk menghitung jumlahnya. Atau, kalau pun dia tahu ada seekor kambingnya tidak ada, bilang saja telah dimangsa serigala padang pasir. Mudah sekali, bukan? Kau pun bisa membawa uangnya,” bujuk Abdullah bin Umar ra dengan wajah yang tampak serius.
“Lalu, di mana Allah? Pemilik kambing ini memang tidak akan tahu dan bisa dibohongi, tetapi ada Dzat yang Mahatahu, yang pasti melihat dan mengetahui apa yang kita lakukan. Apa kau kira Allah tidak ada?” jawab pengembala itu mantap.

Sungguh, jawaban itu membuat Abdullah bin Umar tersentak kaget. “Aku tidak diberi kuasa oleh pemilik kambing ini untuk menjualnya. Aku hanya diperbolehkan mengembalakannya dan meminum air susunya ketika aku membutuhkannya dan memberi minum para musafir yang kehausan,” sambung pengembala itu.
Dia berkata begitu sambil berjongkok, memerah susu seekor kambing ke dalam sebuah mangkuk. Begitu penuh berisi susu, dia memberikannya pada Abdullah bin Umar.
“Minumlah Tuan, kulihat Anda kehausan. Jika masih kurang, bisa tambah. Jangan kuatir, susu ini halal. Allah tahu halal sebab pemiliknya menyuruh aku untuk memberi minum musafir yang membutuhkan,” kata pengembala itu dengan tutur kata yang halus dan ramah.
Abdullah bin Umar menerima mangkuk berisi susu itu dengan hati terharu. Dia minum sampai rasa hausnya hilang. Setelah itu, dia mohon diri.

Di jalan, dia tidak bisa menyembunyikan tangisnya, teringat kata-kata pengembala itu, “Di mana Allah? Apakah kau kira Allah tidak ada?”
Abdullah bin Umar menangis mengingat bahwa seorang pengembal kambing di tengah padang pasir uang pakainnya kumal, ternyata memiliki rasa takwa begitu dalam. Dia memiliki kejujuran yang tinggi. Hatinya menyinarkan keimanan. Akhlaknya sungguh mulia. Ajaran Rasulullah saw telah terpatri dalam jiwanya. Abdullah bin Umar terus melangkahkan kaki sambil bercucuran air mata.
Lalu, Abdullah bin Umar mencari kampung terdekat dan menanyakan, siapakah tuan dari sang pengembala kambing itu?

Begitu berjumpa, Abdullah bin Umar langsung membeli budak itu dan langsung memerdekakannya.
Seorang manusia yang jujur dan memiliki rasa ketakwaan kepada Allah yang begitu tinggi tidaklah sepatutnya menjadi hamba sahaya manusia. Dia hanya pantas menjadi hamba Allah SWT.
Read more ►

Rabu, 01 Agustus 2012

Filosofi Penciptaan Jin dan Setan

0 komentar

Filosofi penciptaan Jin dan setan adalah agar mereka beribadah dan menyembah Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
 “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku”

Keberadaan setan yang mengajak manusia kepada keburukan dan maksiat hidup di antara sistem manusia dan setan laksana sisi kanan dan kiri jalan raya. Sudah barang tentu, tanpa keberadaan sisi kanan-kiri jalan, maka kita juga tidak dapat membayangkan keberadaan jalan raya dan kemaslahatan bisikan-bisikan setan adalah sebagai ujian bagi manusia di mana melalui ujian itu orang-orang yang beriman diketahui dari yang tidak beriman. 

Dalam melakukan godaannya, setan berada di bawah kekuasaan Allah dan setan merupakan sarana yang diciptakan Allah dan setan merupakan sarana yang diciptakan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Di sini mungkin muncul satu pertanyaan, ketika telah ada hawa nafsu dan syahwat pada diri manusia, lantas apa gunanya keberadaan diri manusia tidak cukup untuk menyesatkan manusia? Sebagai jawabannya adalah tidak bisa dikatakan bahwa ada dua faktor atau penggerak yang mengajak manusia kepada keburukan, yaitu faktor hawa nafsu dan faktor setan sehingga dipersoalkan mengapa tidak cukup satu saja dari kedua faktor tersebut ? Begitu juga dalam perbuatan-perbuatan baik, malaikat bukan merupakan faktor lain dari faktor kecenderungan mencintai kebaikan yang ada di dalam diri manusia. Tetapi malaikat merupakan penggerak kecenderungan kepada perbuatan baik itu sendiri. Dengan artian para malaikat adalah yang mewujudkan ilham-ilham baik pada diri manusia. Setan juga bukan faktor dari ilham ilham buruk, melainkan setan adalah yang mewujudkan keburukan tersebut. Maknanya setan adalah sumber dari hawa nafsu itu sendiri. Dalam kaitan ini, Imam Jakfar Shadiq mengatakan: “Setiap hati memiliki dua telinga, di atas salah satu telinga satunya lagi berdiri dua malaikat petunjuk, dan di telinga itu, berdiri dua malaikat petunjuk, dan di telinga satunya lagi berdiri setan pemfitnah, yang satu memerintah dan lainnya mencegah. Setan memerintah dan lainnya mencegah. Setan memerintahkan berbuat dosa dan malaikat mencegahnya.”

Sejak pertama, Allah SWT tidak menciptakan setan sebagai setan melainkan sebuah makhluk ciptaan Allah yang kemudian menjadi setan. Bertahun-tahun setan duduk berkumpul dengan para malaikat, bahkan sangat dihormati serta memiliki kedudukan tinggi dan fitrah yang bersih, meskipun dari segi penciptaan bukan dari golongan malaikat. Namun kemudian setan menyalahgunakan kebebasannya dan ketika membangkang perintah Allah agar bersujud kepada Adam, setan memulai pembangkangannya. Maka penciptaanya sama halnya dengan ciptaan-ciptaan lainnya adalah suci dan kesesatannya dikarenakan kehendaknya sendiri.
Untuk para pesuluk jalan kebenaran, setan tidak merugikan bahkan terhitung sebagai rahasia kesempurnaan, karena keberadaan musuh yang kuat bagi manusia menyebabkan pertumbuhan dan kepiawaian manusia. Umumnya, kesempurnaan melainkan setelah dihadapkan oleh musuh atau pertentangan yang kuat.

Dari sisi lain, perlawanan secara terus menerus dengan setan akan menguatkan ruh keimanan dan mempersiapkan manusia untuk hidup abadi dan sejahtera di surga yang dipenuhi kenikmatan, karena setanlah yang mencegah para hamba Allah berjalan di jalan kesesatan dan kegelapan.

Maka penciptaan setan adalah suatu perkara yang krusial sehingga para hamba Allah dapat memperoleh makrifah dan menempatkan dirinya di hamparan rahmat Allah yang Mahaluas.
Read more ►

Senin, 30 Juli 2012

Wanita Menjadi PEMIMPIN,Apa boleh?

0 komentar

Hadis Nabi menyatakan:
“Tidak akan sukses suatu kaum (masyarakat) yang menyerahkan (untuk memimpin) urusan mereka kepada wanita”
(Hadis riwayat al-Bukhari,al-Turmudzi, dan al-Nasa’i, dari Abu Bakrah)

Yuk kita kaji hadis tersebut,,,!!!
Jumhur ulama memahami hadis tersebut secara tekstual. Mereka berpendapat bahwa berdasarkan petunjuk hadis tersebut, pengangkatan wanita menjadi kepala Negara, hakim pengadilan, dan berbagai jabatan yang setara dengannya dilarang. Mereka menyatakan bahwa wanita menurut petunjuk syara’ hanya diberi tanggung jawab untuk menjaga harta suaminya.
Untuk memahami hadits tersebut, perlu dikaji terlebih dahulu keadaan yang sedang berkembang pada saat hadits itu disabdakan oleh Nabi. Hadits itu disabdakan tatkala Nabi mendengar penjelasan dari sahabat beliau tentang pengangkata wanita menjadi ratu di Persia. Peristiwa suksesi terjadi pada tahun 9 H.
Menurut tradisi yang berlangsung di Persia sebelum itu, yang diangkat sebagai kepala Negara adalah seorang laki-laki. Yang terjadi pada tahun 9 H itu menyalahi tradisi tersebut. Yang diangkat sebagai kepala Negara bukan seorang laki-laki, melainkan seorang wanita, yakni Buwaran binti Syairawaih bin Kisra bin Barwaiz. Dia diangkat sebagai ratu (kisra) di Persia setelah terjadi pembunuhan-pembunuhan dalam rangka suksesi kepala Negara. Ketika ayah Buwaran meninggal dunia, anak laki-lakinya, yakni saudara laki-laki Buwaran, telah mati terbunuh tatkala melakukan perebutan kekuasaan. Karenanya, Buwaran lalu dinobatkan sebagai ratu (kisra).
Kakek Buwaran adalah Kisra bin Barwaiz bin Anusyirwan. Dia pernah dikirimi surat ajakan memeluk Islam oleh Nabi Muhammad. Kisra menolak ajakan itu dan bahkan merobek-robek surat Nabi. Ketika Nabi menerima laporan bahwa surat beliau telah dirobek-robek oleh Kisra, maka Nabi lalu bersabda bahwa siapa saja yang telah merobek-robek surat beliau, dirobek-robek (diri dan kerajaan) orang itu. Tidak berselang lama, Kerajaan Persia lalu dilanda kekacauan dan berbagai pembunuhan yang dilakukan oleh keluarga dekat kepala Negara.
Pada waktu itu, derajat kaum wanita dalam masyarakat berada di bawah derajat kaum laki-laki. Wanita sama sekali tidak dipercaya untuk ikut serta mengurus kepentingan masyarakat umum, terlebih-lebih dalam masalah kenegaraan. Hanya laki-lakilah yang dianggap mampu mengurus kepentingan masyarakat dan Negara. Keadaan seperti itu tidak hanya terjadi di Persia saja, tetapi juga di Jazirah Arab dan lain-lain. Islam dating mengubah nasib kaum wanita. Mereka diberi berbagai hak, kehormatan, dan kewajiban oleh Islam sesuai dengan harkat dan martabat mereka sebagai makhluk yang bertanggung jawab di hadirat Allah, baik terhadap diri, keluarga, dan masyarakat, Maupun negera.
Dalam kondisi Kerajaan Persia dan masyarakat seperti itu, maka Nabi yang memiliki kearifan tinggi menyatakan bahwa bangsa yang menyerahkan masalah-masalah (kenegaraan dan kemasyarakatan) mereka kepada wanita tidak akan sukses (menang atau beruntung). Sebab bagaimana mungkin akan sukses, kalau orang yang memimpin itu adalah makhluk yang sama sekali tidak dihargai oleh masyarakat yang dipimpinnya. Salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kewibawaan untuk menjadi pemimpin masyarakat.
Dalam sejarah, penghargaan masyarakat kepada kaum wanita makin meningkat dan akhirnya dalam banyak hal, kaum wanita diberi kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki, Al-Qur’an sendiri member peluang sama kepada kaum wanita dan kaum laki-laki untuk melakukan berbagai amal kebajikan.
Dalam keadaan wanita telah memiliki kewajiban dan kemampuan untuk memimpin, serta masyarakat bersedia menerimanya sebagai pemimpin, maka tidak ada salahnya wanita dipilih dan diangkat sebagai pemimpin. Dengan demikian, hadis di atas harus dipahami secara kontekstual sebab kandungan petunjukkanya bersifat temporal.
Read more ►

The Positive Impact of Islam on Europe

0 komentar

























                                                          
Ottoman Empire started conquering Europe in 14th century and by 15th century had most of Eastern Europe under its kingdom. Although traces of Islam have been found a long before Ottoman Empire but Islam flourished appropriately when Ottoman Empire ruled Europe. Historians are of the point of view that Islam laid the foundation of modern Europe and it is it fact the reality. History has noticed Europe dominating the world in the past centuries through its knowledge and power but if we study early invention of mathematics, physics and astronomy, not surprisingly; all the credit goes to Muslim world of seience. Muslim mathematicians worked in every field of mathematics such as Al-Jabir founded algebra. Galileo and Newton, the great scientists of their time, would never have been able to formulate the modern theories of mathematics and physics without the basic and important tools invented by Muslim scientists.

Plato and Aristotle laid the institution of classical writing and texts in ancient Europe but these sculptures were lost in the history and were almost doomed during the Dark Age. It was again Muslims who acted as the caretakers of those important writings and preserved them. Even some of that work was present only in Arabic. Ibne-Rushd, a Muslim, known as Averroes in Europe, had a major name in this regard.

European explorers are famous for their voyages and explorations but it was only made possible by the accurate maps produced by the Muslim mapmakers. These maps paved the way for European explorers to discover new worlds in minimum time span.

This is only the tiny amount of donation made by Islam to Europe directly or indirectly. According to global news, there are about 53 million Muslims in Europe. Islam has become the fastest growing religion in Europe and all over the world, there has been establishment of new mosques all over Europe and even non-Muslims are visiting these mosques. The rate of conversion to Islam shot in the recent years especially after 9/11 attacks when Muslims were accused of it. It was the time when non-Muslims especially Christians were more interested to find out about Islam, Qura'an and the teachings of Holy Prophet (PBUH). Although Islam was manipulated to be the religion of extremism and terrorism but when these individuals studied Islam, their views changed and they found Islam to be the complete code of life and the best religion of the world. So they adopted it after their vast researches. The Muslim immigrants from the Muslim world to Europe living there for decades are clear symbols of peace loving Muslim culture.

Today media, in Europe especially, talks alot about the the disrespect given to women in Islam, but in fact, this is not true. Islam is the only religion that has raised the prestige of women from one of the poorly humiliated creature, in Western culture, to that of a respectful being possessing equal rights to man. Under the wrong ideological concept of child marriage by the non-Muslims, the Muslims have been criticized by the western media but in fact there is no concept of child marriage in Islam and such incidents are purely restricted to few old customed tribes.

As many historians have revealed Islam to be the past of modern Europe we believe that it would be the future of the European world as well.
Read more ►

Minggu, 29 Juli 2012

Mengapa Sulit Khusyu'

0 komentar

Nabi SAW. menyebut shalat sebagai rahah (rehat). Karena di dalamnya ada kelezatan, hilangnya kepenatan dan kelelahan, hadirnya rasa lega dan sirnanya kegelisahan duniawi. Maka bukan hal yang aneh, jika Nabi berwasiat kepada Bilal, 

"Berdirilah wahai Bilal, (Isilah) rehatmu dengan shalat!” (HR Abu Dawud)
Meskipun faktanya ada merasa berat dan justru bertambah lelah ketika shalat, itu bukan karena Nabi yang salah resep. Tapi lebih karena suasana hati dan bagaimana kondisi orang yang menjalankan shalat.
Jujur sajaa, berapa kali shalat yang kita lakukan secara konsen sejak takbir pertama hingga salam? Mungkin  sangat jarang, atau bias jadi belum pernah. Padahal, bagian shalat yang mendapatkan nilai hanyalah saat dimana seseorang menjalankannya dengan konsen.

“Sesungguhnya, seseorang yeng menyelesaikan shalat, tidak tercatat (sebagai shalat) melainkan hanya sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya,  sepertujuhnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya atau separuhnya.  (HR Abu Dawud)

Lemahnya penjagaan dibarengi dengan bisikan setan khinzib yang intens mengingatkan urusan di luar shalat, menyebabkan shalat tidak berkualitas. Jasad sedang shalat, tapi pikiran sedang padat dengan banyak permasalahan. Lisan membaca ayat dan doa, tapi hati sedang sibuk dengan urusan dunia. Kenikmatan yang kita rasakan pun nyaris tiada. Yang lebih dominan bahkan rasa penat dan keinginan untuk menyudahi shalat secara kilat.

Keterikatan kepada dunia yang terlalu kuat juga menjadi sebab cantolan kepada shalat yang merupakan urusan akhirat menjadi lemah. Sehingga tatkala seseorang telah memulai shalat secara ritual, hatinya masih sibuk dengan urusan dunia. Kelezatan shalat yang belum bias dirasakan menjadikan shalat sebagai pengisi waktu, di sisa-sisa waktu dan tenaga. Wajar jika shalat terasa berat untuk dikerjakan.
Shalat hanya dirasakan nikmat dan tidak berat oleh orang yang khusyu’ dalam menjalankannya. Allah berfirman,
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS al-Baqarah-45)
Nabi adalah orang yang paling bisa menikmati shalat. Beliau adalah orang yang supel dan menyenangkan ketika bercengkerama dengan keluarga, tapi begitu masuk waktu shalat, seakan-akan beliau tidak mengenal mereka. Karena perhatiannya tertuju kepada shalat, khusyu’ tatkala menjalankannya. Sudah saatnya kita upayakan hadirnya khusyu’ di dalam shalat, lalu kita rasakan indahnya berdekatan dengan sang Khaliq. (Abu Umar A)
Read more ►
 

Copyright © ISLAM CENTER Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger